Jumat, 06 Januari 2012

POTRET PENDIDIKAN INDONESIA

Potret Pendidikan Indonesia

Ditulis pada 30 May 2011 oleh naura
Pendidikan di wilayah tertinggal adalah hal yang sangat klise jika diangkat sebagai topik pembicaraan. Namun sekali lagi saya ingin mengutarakan pendapat tentang potret pembelajaran formal di wilayah tertinggal, wilayah perbatasan, atau suku pedalaman di Indonesia. Inilah, sekali lagi tentang potret pendidikan Indonesia.
Saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman di salah satu kampus terkemuka di Jawa Barat. Saat itu saya diterima sebagai mahasiswa melalui jalur seleksi nilai rapor dan seleksi dokumen. Seluruh mahasiswa yang lulus seleksi masuk tanpa tes wajib mengikuti program matrikulasi terlebih dahulu selama kurang lebih 2 bulan. Mungkin tujuannya supaya mahasiswa baru dapat beradaptasi lebih awal. Dalam matrikulasi, ada 2 mata kuliah yang wajib diambil, yaitu matematika dan kimia. Dalam waktu 1 bulan kami sudah harus menamatkan materi 1 semester, mengikuti UTS dan UAS. Rasanya sulit jika tidak terbiasa, apalagi mata kuliah matematika.
Mahasiswa tahun pertama wajib tinggal di asrama walaupun berdomisili di Jawa Barat. Sehingga kami jadi lebih mengenal satu sama lain. Kebetulan ada teman 1 asrama saya yang berasal dari suatu daerah terpencil di luar pulau Jawa. Ia sedikit mengeluh karena sama sekali tidak mengerti tentang materi matrikulasi yang diberikan oleh dosen. Saat UTS tiba, ia hanya mampu menulis ulang soal tanpa menjawabnya. Setelah menelusuri lebih lanjut, ternyata ia belum mendapatkan materi dasar yang cukup saat duduk di bangku SLTA. Ia tidak mengerti bukan karena tidak mampu mengejar ketertinggalan materi melainkan karena tida mendapatkan pengetahuan dasar yang memadai. Hal ini sangat ironis, mengingat sebagian besar siswa SLTA di kota-kota besar sudah mendapatkan pendidikan yang bertaraf internasional (SSI).
Cerita ini mungkin sedikit merefleksikan betapa tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Ada banyak anak-anak muda penuh semangat di luar sana yang sangat ingin belajar namun tidak memiliki kesempatan untuk pergi ke sekolah yang lebih baik. Padahal pedidikan adalah hak setiap warga negara. Tetapi bagaimanapun juga saya tidak akan menyalahkan siapa pun, termasuk pemerintah karena menyalahkan pihak lain tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Jadi lebih baik mulai bergerak walaupun hanya hal kecil yang dapat kita lakukan. Mari bergerak bersama untuk membantu putra-putri Indonesia mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Karena hal kecil akan terasa besar manfaatnya bila dilakukan bersama-sama. :)

Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia



Sekolah Kandang Sapi“. Kalau kita membaca kata-kata tersebut seolah tidak percaya apa yang terjadi di dunia pendidikan kita ini. Tapi inilah kenyataannya. Sekolah kandang sapi. Sekolah di kandang sapi. Suatu potret buram pendidikan Indonesia.

Sekolah Kandang Sapi

Berikut ini salah satu potret buram pendidikan Indonesia yaitu sekolah kandang sapi “Madrasah Aliyah Sehati” yang terletak di daerah Ling, Bontopuasa, Kel. Adatongeng, Kec. Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia
Gedung yang lebih layak jadi kandang sapi daripada sekolah
Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia
Ruangan Kelas yang sangat tidak nyaman
Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia
Rak buku yang reot dan buku yang terbatas
Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia
Meja Guru yang tidak layak
Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia
Kamar Kecil yang jauh dari gedung sekolah
Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia
Area parkir guru yang sungguh tak layak pakai

Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia

Setelah kita melihat gambar-gambar di atas, marilah kita luangkan waktu kita untuk berpikir sejenak. Disaat kita sibuk dalam ngurusin kontes SEO Blogilicious De Surabaya, Blogilicious Fun Makasar, Insto Moist Atasi Mata Merah, luangkan waktu kita untuk menyebar informasi ini supaya potret pendidikan Indonesia di masa depan jadi lebih baik.
..Dari gambar-gambar sekolah kandang sapi tersebut, pasti kita akan berpikir “Bagaimana masa depan Pendidikan Indonesia….”.  Bentuk gedung sekolah yang seperti kandang sapi, ruang kelas yang kelihatan tidak nyaman, rak buku yang reot dan hampir rubuh, meja guru yang tidak layak, kamar kecil yang jauh dari sekolah, tempat parkir yang tidak layak juga …. ini semua merupakan keprihatinan dunia pendidikan Indonesia.

Sekolah Kandang Sapi, menghasilkan lulusan “sapi” kah?

Dengan adanya sekolah kandang sapi ini, seolah-olah dunia pendidikan dilanda sebuah keprihatinan besar. Disaat pemerintah gencar-gencarnya mencanangkan “wajib belajar 9 tahun”, disaat sekolah-sekolah di kota berebutan untuk menjadi sekolah favorit, ternyata masih kita jumpai sekolah kandang sapi ini.
Sekolah merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita pasti setuju dengan pepatah tersebut, sebab presiden, menteri, pejabat, pengusaha, pegawai, semua awalnya dari sekolah. Lalu bagaimana dengan hasil lulusan dari sekolah kandang sapi ini ? Apakah sekolah kandang sapi ini menghasilkan lulusan “sapi“?
Sekarang mari kita tengok apa yang tertempel di MADING ini…..
Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia
Kelulusan 100%
Kita pasti tercengan dengan apa yang terpampang di MADING tersebut. Kelulusan 100%. Ini artinya, semangat belajar mereka tetap tinggi walaupun sarana yang mereka pakai seperti kandang sapi. Semangat mereka tidak kalah dengan sekolah-sekolah favorit yang ada di kota. Mereka mempunyai semangat untuk menggapai keinginan mereka.

Merubah Sekolah Kandang Sapi

Dan sebagai penutup. Marilah kita berandai-andai “Apa yang terjadi jika Sekolah Kandang Sapi ini dirubah menjadi sekolah yang layak”…..  Apa yang dapat kita lakukan ?
Sekolah Kandang Sapi, Potret Buram Pendidikan Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar